Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya. Tingginya produksi pisang di Indonesia menyebabkan limbah kulit pisang yang dihasilkan pun sangat banyak, dan akhirnya terbuang sia-sia. Padahal kandungan dalam kulit pisang banyak yang masih dapat digunakan. Kulit pisang mengandung banyak zat yang berguna bagi manusia. Salah satunya adalah pektin. Pektin adalah suatu zat alami yang terdapat pada kulit tumbuhan. Pektin bermanfaat untuk membuat produk selai, jelly, permen, dan lain-lain. Pada dasarnya, pektin berguna dalam mengentalkan dan menstabilkan suatu zat. Dalam bidang kesehatan, pektin juga bermanfaat sebagai obat diare dan dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah.
Berikut ini contoh pemanfaatan limbah kulit pisang ;
1. Kulit Pisang dan Kulit Durian Menjadi Energi Listrik
Alat-alat yang dibutuhkan
1. Tang
2. Batu Baterai yang sudah tidak terpakai
3. Obeng
4. Pisau5. Avometer
6. Lampu Led
7. Kabel
8. Blender
9. Kulit Pisang dan Kulit Durian
1. Tang
2. Batu Baterai yang sudah tidak terpakai
3. Obeng
4. Pisau5. Avometer
6. Lampu Led
7. Kabel
8. Blender
9. Kulit Pisang dan Kulit Durian
Langkah - Langkah :
1. Kulit pisang dan durian di iris tipis-tipis.Kulit
2. pisang dan kulit durian yang sudah diiris kemudian diblender sampai halus.
3. Batu baterai yang sudah tidak terpakai, buka dan kosongkan isinya dengan menggunakan pisau,
4. kemudian masukkan irisan kulit pisang dan kulit durian yang sudah dihaluskan ke dalam baterai kosong itu, lalu di padatkan dengan obeng, di tutup rapat dan di segel kembali.
Untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan dai kulit pisang dan kulit durian tadi, kita bisa menggunakan avometer yang sudah disediakan. Hasil yang di dapatkan bahwa kulit pisang menghasilkan tegangan sebesar 1,3 volt, sedangkan kulit durian menghasilkan tegangan sebesar 1,5 volt. Yang harus di perhatikan adalah kadar air, kandungan kalsium, natrium dan magnesium yang terdapat di dalam kulit pisang maupun kulit durian tersebut. Semakin bagus kandungan tersebut, makin bagus pula sumber listrik yang di hasilkan.
2. Kulit Pisang Sebagai Bahan Baku Tisu
Proses pembuatannya yaitu
1. mencuci bersih kulit pisang dengan akuades,
2. mengiris kecil-kecil kulit pisang dengan pisau sesuai keperluan dan mengenakan sarung tangan ketika memotongnya,
3. lalu mengeringkan semua irisan kulit pisang dengan sinar matahari di atas nyiru
4. mencampurkan kulit pisang kering, air, dan kristal NaOH dalam panci dengan perbandingan komposisi kulit pisang, air, dan Kristal NaOH.
5. Selanjutnya merebus campuran bahan-bahan tersebut dalam panci besar sampai sekitar 1,5 jam
6. dilanjutkan menghilangkan NaOH dengan mencuci sampai bersih agar tidak meninggalkan bau dari larutan pemasaknya.
7. Kemudian merendam dengan larutan kaporit selama 1 jam,
8. mencuci dengan air bersih hingga bau kaporit hilang
9. lalu menghaluskan adonan lunak tersebut dengan blender.
10. Setelah itu mencampurkan dengan talcum sebanyak 1,5 Kg ke dalam adonan dan mengencerkan adonan atau pulp agar dapat diproduksi kertas yang tipis
11. lalu tuangkan adonan halus tadi ke dalam baskom lebar.
12. Letakkan spons di atas meja, lalu menaruh kain yang sudah dibasahi di atasnya, menyaring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon
13. lalu meletakkan screen sablon di atas spon yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, menggosok sedikit screen dan mengangkatnya dengan hati-hati,
14. kemudian menutup dengan kain yang sudah dibasahi, menambah satu lapis lagi kain basah.
15. Angkat sepasang demi sepasang dan menjemur di tempat yang panas
16. kemudian menyetrika sepasang demi sepasang kemudian membuka kainnya secara perlahan.
Langkah selanjutnya adalah melakukan Uji Ketahanan Tarik (tensile strength), Uji Ketebalan, Gramatur atau Berat Dasar Kertas Tisu. (witono)
3. Pembuatan Es Krim Kulit Pisang
Berikut resep pembuatan selai dari kulit pisang :
Alat danBahan yang digunakan:
· Panci
· Blender
· Kain Saring
· Sendok
· Ice Cream Maker
· Cooling Box
· Cup
· Mixer
· Freezer
· kulit pisang
· daging buah pisang
· gula pasir
· air bersih
· susu skim
· lesitin kedelai
· cmc
· whipping cream
Pengolahan :
· Kulit pisang disortasi dan dicuci kemudian dipotong kecil-kecil
· Dihancurkan potongan kulit pisang bersama daging buah pisang dan air dengan perbandingan 2:1:2 menggunakan blender selama 10 menit.
· Ditambahkan susu skim 11% (b/b), whipping cream 12% (b/b), gula 15%(b/b), lesitin kedelai 0,25%(b/b), penstabil cmc 0,25%(b/b).
· Dilakukan homogenisasi dengan mixer selama 2-3 menit.
· Dilakukan aging pada suhu 4oC selama 6 jam.
· Di ice cream maker suhu -5oC selama 30 menit.
· Dikemas dalam cup dan diberi label.
· Disimpan dalam freezer dan kemudian siap didistribusikan dengan cool box
4. Nata dari Kulit Pisang
Pembuatan nata merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah limbah rumah tangga (kulit pisang, kulit pisang, kulit nanas, dll) dengan bantuan bakeri Acetobakter xylinum. Pembuatan nata de banana skin dimulai dengan mendidihkan ekstrak kulit pisang dengan ditambahkan cuka, gula dan bahan tambahan lainya, kemudian disimpan dalam wadah untuk diinokulasi. Dalam penginokulasian harus pada suhu kamar. Kemudian disimpan selama kurang lebih 10-15 hari atau sampai adanya lembaran nata. Diketahui dari 100 gram nata kulit pisang mengandung protein sebanyak 12 mg.
Bibit nata adalah bakteri Acotobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air perasan kulit pisang yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada kulit pisang tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter Xylinum pada suhu 28°– 31°C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.
Proses Pembuatan Nata dari kulit pisang :
Alat dan Bahan :
a. Kulit pisang
b. Gula pasir
c. Bakteri Acetobacter xylinum
d. Pupuk ZA
e. Asam cuka
f. Garam Inggris
g. Air
h. Sirup
i. Blender
j. Timbangan
k. Gelas ukur
l. Cetakan
m. Kain saring
n. Sendok
o. Pisau
p. Panci
q. Kompor
r. Pengaduk
Langkah – langkah Pembuatan Nata :
a. mengerok kulit bagian dalam buah pisang.
b. Hasil kerokan itu kemudian diblender dan dicampur air bersih dengan perbandingan 1 : 2, lalu disaring guna mendapatkan air perasan.
c. Setelah itu ditambahkan asam cuka biasa dengan ukuran 4-5 persen dari volume air perasan. Jika menggunakan asam cuka absolut maka cukup 0,8 persen. Ditambahkan juga pupuk ZA sebanyak 0,8 persen dari larutan, dan gula pasir sebanyak 10 persen.
d. Bahan-bahan tersebut dicampurkan untuk kemudian dipanaskan sampai mendidih.Dimana asam cuka dan pupuk ZA berfungsi untuk media hidup bagi bakteriAcetobacter xylinum. Bakteri ini membutuhkan nitrogen dari pupuk ZA dan keasaman dari cuka. Acetobacter xylinum inilah yang nanti akan membentuk nata.
e. Setelah mendidih lalu dituangkan dalam cetakan-cetakan. Dengan ketinggian cairan adonan lebih kurang 2-3 cm di setiap cetakan.
f. Setelah dingin, dimasukkan bakteri Acetobacter xylinum yang bisa dibeli dalam bentuk cairan sebanyak 10 persen dari campuran. Sebelum memasukkan bakteri, adonan harus benar-benar dingin, sebab kalau masih panas bakteri akan mati.
g. Setelah itu, cetakan ditutup dengan kertas koran. Ini supaya udara tetap bisa masuk melalui pori-pori kertas.
h. Setelah dua minggu, cetakan baru boleh dibuka. Adonan pun akan berubah menjadi berbentuk gel.
i. Nata lalu diiris-iris, dicuci, dan diperas sampai kering.
j. Selanjutnya direbus lagi dengan air lebih kurang dua kali rebusan. Ini berfungsi untuk menghilangkan aroma asam cuka.
k. Nata bisa dicampur dengan sirop atau gula sesuai selera. Campuran rasa diperlukan karena nata berasa tawar.
l. Nata dari kulit pisang pun siap disajikan untuk minuman, maupun makanan kecil lain.
5. Tepung dari Kulit Pisang
Kulit pisang yang dipilih untuk diolah adalah kulit pisang raja karena mengandung kalsium (Ca) sebesar 10 mg. Selain itu kulit pisang raja lebih tebal dari kulit pisang lain (Sulfahri, 2008). Sehingga memiliki potensi pati yang cukup besar untuk diolah menjadi substituen tepung terigu. Cara membuat tepung pisang mudah dan sederhana. Berikut ini cara membuat tepung pisang:
Bahan:
1. Pisang raja
1. Pisang raja
2. Natrium tiosulfat (dapat dibeli di toko bahan kimia)
Alat:
1. Pisau
1. Pisau
2. Perajang
3. Alat pengering
4. Alat penghancur atau penggiling
5. Ayakan atau saringan
Fungsi masing-masing peralatan:
1. Penggiling ukuran kecil untuk kapasitas satu kwintal atau lebih sesuai yang diinginkan. Penggilingan digunakan untuk menghancurkan potongan pisang menjadi tepung.
2. Pisau digunakan untuk memotong pisang menjadi ukuran kecil-kecil sebelum dilarutkan kedalam bahan natrium tiosulfat
3. Saringan/ayakan sebagai alat untuk menyaring/mengayak hasil tepung, guna mendapatkan tepung yang baik dan halus serta berkualitas.
4. Plastik yang lebar dan bersih sebagai alat untuk menaruh tepung pisang ketika dijemur agar supaya kering untuk memudahkan dalam proses penggilingannya.
5. Sinar matahari sangat diperlukan dalam proses pembuatan tepung pisang dalam proses pengeringan.
4. Plastik yang lebar dan bersih sebagai alat untuk menaruh tepung pisang ketika dijemur agar supaya kering untuk memudahkan dalam proses penggilingannya.
5. Sinar matahari sangat diperlukan dalam proses pembuatan tepung pisang dalam proses pengeringan.
6. Plastik kemasan untuk membungkus tepung pisang telah jadi.
7. Plastik sealer, alat menutup kantong plastik.
Cara membuatnya:
1. Pisang yang telah tua dikupas kulitnya, dipisahkan daging buahnya.
2. Potong pisang kecil-kecil dengan ukuran kurang lebih 1 cm x 0,5 cm dengan pisau atau alat pengiris.
3. Rendam pisang dalam larutan natrium tiosulfat, setelah itu ditiriskan.
4. Keringkan potongan pisang. Pengeringan dengan sinar matahari perlu waktu kurang lebih dua hari. Jika menggunakan alat pengering gabah (dengan suhu 60 derajat celsius) proses pengeringan lebih cepat. Untuk mengeringkan dua kwintal pisang segar hanya perlu waktu 1 jam 20 menit.
5. Setelah kering atau kadar air kurang lebih 14 persen, potongan pisang dapat digiling/dihancurkan dengan menggunakan hammer mill atau ditumbuk.
6. Hasil penggilingan kemudian diayak.
7. Tepung pisang yang lolos dari ayakan dikemas dalam kantong plastik.
Penggunaan zat kimia Natrium tiosulfat bertujuan untuk menghambat terjadinya proses oksidasi pada kulit pisang, sehingga dapat mencegah timbulnya pencoklatan kulit pisang. Sehingga tepung yang dihasilkan akan lebih bersih. @ken
6. Bioetanol dari Kulit Pisang
Alat dan Bahan :
1. Alat :
a. Timbangan elektrik
b. Kertas pH
c. Pipet tetes
d. Gelas piala
e. Blender
f. Batang pengaduk
g. Gelas ukur
h. Kertas saring
i. Oven
j. Kompor listrik
k. Erlenmeyer
l. Labu leher tiga
m. Tabung reaksi
n. Kaca arloji
o. Corong
p. Penyumbat gabus
q. Autoklav
2. Bahan
a. Kulit pisang raja
b. Bakteri Saccharomyces cereviseae
c. Larutan H2SO4 0,5 N
d. Ammonium sulfat
e. Urea
Persiapan Bahan
1. Kulit pisang raja Dipotong kecil > Diblender > Disaring
2. Filtrat Diendapkan > Disaring dan dikeringkan pada oven suhu 45-500C
3. Analisis kadar air dan kadar pati
4. Pati kulit pisang Ditambahkan H2SO4 0,5 N
5. Panaskan sampai suhu 1000C selama 2,5 jam
6. Dinginkan pada suhu ruangan
7. Saring
8. Filtrat : Atur pada pH=5
9. 100 mL filtrate
10. Dimasukkan dalam Erlenmeyer
11. Tambahkan 6 gr amonium sulfat
12. Tambahkan 6 gr urea
13. Pasteurisasi pada suhu 1200C selama 15 menit
14. Dinginkan
15. Inkolum awal ke dalam medium fermentasi
16. Inkubasi pada 27-300C
17. Ulangi dengan waktu dan berat pati bervariasi
18. Analisis kadar bioetanolnya
19. Uji kandungan alcohol : 1 mL hasil fermentasi ditambahkan 1 mL Na2Cr2O7, ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat
20. Amati perubahan yang terjadi
Note: adanya perubahan warna larutan dari oren ke hijau menandakan adanya alkohol di dalam larutan tersebut.
Demikian ulasan saya tentang pemanfaatan limbah kulit pisang yang dapat kita lakukan, demi mengolah limbah menjadi bernilai ekonomis.
Karena dunia takkan berarti tanpa kreativitas kita ~
Karena dunia takkan berarti tanpa kreativitas kita ~
Sekian,
Fermi Mirza Alfarisi
@Fermimirza
Sumber :
1. http://karyailmiahcopas.blogspot.sg/2014/01/pemanfaatan-limbah-kulit-pisang.html
2. http://anurlita.wordpress.com/proposal-penelitian/briket-kulit-pisang/
3..http://www.kaskus.co.id/thread/5135a1301c7608365900000b/pemanfaatan-kulit-pisang-dan-kulit-durian-menjadi-energi-listrik/
4..http://www.uny.ac.id/berita/pemanfaatan-limbah-kulit-pisang-sebagai-bahan-baku-pembuatan-tisu.html
5..http://lordbroken.wordpress.com/2012/06/22/pemanfaatan-limbah-kulit-pisang-menjadi-es-krim-fungsional-sebagai-sumber-gizi-alternatif/
6. http://saidbloggerq.blogspot.sg/2013/05/pembuatan-nata-dari-limbah-kulit-pisang.html
7. http://pusat-pkkp.bkp.deptan.go.id/berita-205-membuat-tepung-dari-kulit-pisang.html
8. http://floweriza.blogspot.sg/2012/05/pembuatan-bioetanol-dari-kulit-pisang.html
April 20, 2014
Tags :
Alam
,
Go Green
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
1 Comments
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
Reply Deletemenyediakan ENZYM GLUCO AMYLASE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro