Tahu merupakan makanan tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat luas di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh tahu yang memiliki manfaat yang besar dengan harga yang sangat terjangkau. Dalam memenuhi banyaknya permintaan kebutuhan tahu di masyarakat, maka di berbagai daerah banyak sekali ditemukan perusahaan tahu baik berskala kecil maupun berskala besar. Dalam proses pembuatan tahu, perusahaan menghasilkan limbah padat, cair, maupun gas.
Limbah Tahu Padat
Limbah Tahu Cair
Sedangkan sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu yaitu cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Limbah cairan ini dibuang langsung ke lingkungan karena para pengusaha belum mengetahui metode yang tepat dalam pengolahan limbah cair. Padahal limbah cair dapat merusak lingkungan, pasalnya limbah cair hasil produksi tahu mengandung chemical oxygen demand (COD), biological oxygen demand (BOD), dan tingkat keasaman (pH) yang tinggi. Tingkat COD ialah kebutuhan oksigen kimiawi di perairan untuk bereaksi dengan limbah. Adapun BOD merupakan kebutuhan oksigen mikroorganisme untuk memecah bahan buangan di perairan. Air buangan industri tahu rata-rata mengandung, BOD. COD, TSS dan minyak/lemak berturut-turut sebesar 4583, 7050, 4743 dan 2 mg/L.
Ada beberapa cara untuk pemanfaatan limbah tahu menjadi produk yang bernilai ekonomis, yaitu ;
1. Pembuatan kerupuk ampas tahu
Produk ini mudah dipraktekan. Dalam pembuatan kerupuk ampas tahu, bahan pencampur yang digunakan adalah tepung tapioka sebagai pengikat ampas dan bumbu yang di gunakan adalah soda kue, pemutih makanan, garam, penyedap kaldu, monosodium glutamat, bawang putih dan ketumbar. Untuk lebih lengkapnya berikut ini disampaikan resep pengolahannya:
Alat:
Baskom, Penguku, Pengaduk, Kompor, Penggorengan, Loyang, tampah
Bahan – Bahan A :
1500 gr ampas tahu yang sudah dipress
20 gr pemutih makanan
20 gr soda kue
15 gr garam
2 bks penyedap kaldu
5 gr monosodium glutamate
25 gr bawang putih (dihaluskan)
2 sdt ketumbar(dihaluskan)
Bahan B :
600 gr tepung tapioca
Cara Membuat :
1 1, Campurkan Ampas tahu + pemutih makanan.
2 2. Tambahkan bahan A yang lain.
3 3. Tambahkan bahan B, campur dan diuleni.
4 4. Cetak dan padatkan pada loyang.
5 5. Lepaskan dari loyang, kukus sampai masak (1 – 2 jam).
6 6. Angin-anginkan sampai keras 3-5 hari dan iris tipis-tipis kemudian dikeringkan.
7 7. Lalu Goreng dalam minyak panas.
2. Pembuatan Kecap Ampas Tahu
Ampas (sisa) padat pengolahan tahu dapat diolah menjadi kecap. Cara pengolahannya sama dengan pengolahan kecap kedelai. Kecap yang dihasilkan dari ampas tahu sulit dibedakan aroma, rasa, dan warnanya dari kecap kedelai. Sehingga usaha ini cocok untuk usaha kecil berskala rumah tangga. Mau tahu cara pembuatan kecap dari ampas tahu? Berikut ini adalah cara pembuatan kecap dari ampas tahu.
Bahan
· Ampas tahu
· Garam.
· Laru tempe.
· Bumbu-bumbu.
· Tapioka.
Peralatan
· Wadah perendam.
· Pengukus
· Wadah fermentasi.
· Tampah
· Kompor
· Kain penyaring
· Botol
· Alat penutup botol.
Cara Pembuatan
· Penyiapan ampas tahu. Ampas tahu direndam dengan air bersih selama 12 jam. Setelah itu bahan dipres dengan alat pres sehingga airnya keluar. Ampas yang telah berkurang airnya dikukus selama 60 menit, kemudian didinginkan di atas tampah sampai suam-suam kuku.
· Fermentasi menjadi tempe gembus. Ampas ditaburi laru tempe (1 gram untuk 1 kg ampas), dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu ampas dihamparkan di atas tampah setebal 2 cm dan ditutup dengan daun pisang. Tampah diletakkan diatas para-para yang terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung selama 4-5 hari sampai kapang cukup tebal menutupi tempe gembus.
· Penjemuran tempe gembus. Tempe gembus dipotong-potong 0,5 x 0,5 x 0,5 cm, kemudian dijemur atau dikeringkandengan alat pengering sampai kering (kadar air dibawah 12 %).
· Penyiapan larutan garam 20%. Untuk mendapatkan 1 liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 200 gram ditambah dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk, sampai volumenya menjadi 1 liter.
· Fermentasi garam. Butiran tempe yang telah kering dimasukkan ke dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan 3 liter larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari manakala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara terbuka , dan penutup wadah dibuka.
· Ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya kecap mentah ditambah dengan air. Tiap 1 liter kecap mentah ditambah dengan 1 liter air.
· Penyiapan bumbu.
· Keluwak, dan lengkuas digiling sampai halus,
· Gula merah disayat, kemudian digiling sampai halus, Sereh dipukul-pukul sampai memar.
· Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap dipindahkan ke panci, kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas, sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih. Kecap yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang tertinggal di kain saring dibuang. Setelah itu, kecap ditambah dengan gula merah diaduk-aduk sampai seluruh gula larut. Setiap 1 liter kecap ditambh dengan 750 gram gula merah. Kecap ini disaring kembali.
· Pengentalan. Kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung tapioka. Setiap 1 liter kecap ditambah dengan 20 gram tapioka dan diaduk sampai rata. Setelah itu kecap ini dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk- aduk.
· Penambahan pengawet. Sebelum kecap diangkat dari api, natrium benzoate ditambahkan sebanyak 1 gram untuk setiap 1 liter kecap.
· Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.
3. Pembuatan Nata de Soya dari Ampas Tahu
Proses pembuatan Nata de Soya banyak macamnya ada yang menggunakan bahan kimia murni seperti (NH4)2SO4 (Amonium sulfat); MgSO4 (Magnesium sulfat); K2HPO4 (Kalium dihidrophosphat) dan ada juga yang menggunakan bahan pengganti bahan kimia seperti ZA (Zinc ammonium), NPK ataupun urea. Tujuan bahan pengganti tersebut adalah untuk meminimalkan biaya produksi sehingga harga jual Nata de Soya lebih murah.
Adapun macam dari proses pembuatan Nata de Soya diantaranya:
A. Proses Pembuatan Nata de Soya Menggunakan Bahan Kimia Murni
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Nata de Soya yaitu:
- Limbah cair tahu, untuk media pertumbuhan bakteri A.xylinum.
- Starter Nata (Kultur A.xylinum), bakteri yang berperan membentuk nata atau bacterial cellulose.
- Gula pasir, sebagai sumber karbohidrat bagi pertumbuhan bakteri nata dan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisrne sel bakteri tersebut.
- (NH4)2SO4, sebagai sumber nitrogen (N) akan membantu pertumbuhan bakteri dan merangsang terbentuknya struktur nata yang tebal kompak.
- MgSO4, sebagai sumber mineral (Mg) yang akan membantu pertumbuhan bakteri dalam membentuk nata.
- K2HPO4, berfungsi sebagai buffer pada medium, sehingga pH akan konstan yaitu sekitar 3-4.
- Asam asetat glasial, berfungsi untuk menurunkan pH menjadi 3-4.
- Kertas koran steril, untuk menutup wadah fermentasi karena bakteri A.xylinum aerob dapat tumbuh baik pada kondisi aerob.
- Karet, untuk mengikat kertas koran pada wadah fermentasi.
Sedangkan alat yang digunakan adalah baskom plastik, timbangan, kain saring halus, panci perebus, sendok pengaduk, pisau, talenan, pipet volume 10 ml, bola hisap, gelas ukur 1 lt, bak plastik ukuran 23 x 15 cm.
B. Proses Pembuatan Nata de Soya Menggunakan Bahan Kimia Pengganti
Proses pembuatan Nata de Soya yang menggunakan bahan pengganti tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan Nata de Soya yang menggunakan bahan kimia murni. Perbedaannya hanya pada formula/komposisi bahan yang ditambahkan untuk pertumbuhan bakteri A.xylinum. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Nata de Soya pada formula ini adalah:
- Limbah cair tahu, untuk media pertumbuhan bakteri A.xylinum
- Starter Nata (Kultur A.xylinum), bakteri yang berperan membentuk nata atau bacterial cellulose.
- Gula pasir, sebagai sumber karbohidrat bagi pertumbuhan bakteri nata dan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi metabolisrne sel bakteri tersebut.
- NPK, sebagai bahan pengganti Mg2SO4 dan K2PO4 yang berfungsi sebagai makanan dan membantu pertumbuhan bakteri A.xylinum karena NPK mengandung unsur Nitrogen (N), Phosphate (P), dan Kalium (K).
- ZA, sebagai bahan pengganti (NH4)2SO4 yaitu sebagai sumber nitrogen (N) akan membantu pertumbuhan bakteri dan merangsang terbentuknya struktur nata yang tebal kompak.
Penggunaan ZA (Zwavelzuur Ammonium) dalam pembuatan nata adalah sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan Acetobakter xylinum. Pemakaian ZA dalam pembuatan nata yaitu 0,3 persen dari volume media. Syarat-syarat ZA dalam pembuatan nata yaitu berbentuk kristal atau butiran, berwarna putih dan bersih dari kotoran. Pemilihan ZA yaitu dipilih ZA yang berbentuk kristal, berwarna putih, dan mudah larut dalam air, bergaris tengah kurang lebih 1 mm, mempunyai kadar nitrogen 45-46 persen (Lingga,1992).
Berikut dijelaskan cara pembuatan Nata De Soya :
1. Pengambilan limbah cair tahu di area produksi sebanyak 1 Liter. Limbah cair tahu yang diambil sudah mengandung sedikit cuka sisa dari proses pengendapan.
2. Limbah cair yang telah diambil disaring menggunakan kain saring berukuran sedang yang sudah dipersiapkan dalam keadaan bersih.
3. Limbah cair yang sudah disaring tadi dipindahkan ke dalam panci, kemudian ditambahkan bahan – bahan tambahan.
4. Campuran cairan tadi kemudian direbus sampai mendidih, setelah itu didinginkan dan dipindahkan ke dalam wadah plastik kotak dengan ketinggian ± 6 cm.
5. Setelah dingin, ditambahkan asam cuka glasial sebanyak 25 mL.
Fungsi dari cuka glasial disini adalah untuk mengatur pH agar medium ini jadi memiliki pH optimum untuk kultur bermetabolisme.
6. Setelah pH sudah mencapai pH optimum, kultur A.xylinum ditambahkan asebanyak 10% atau sebanyak 100 mL dengan menggunakan pipet volume yang telah di aseptis sebelumnya.
7. Selanjutnya wadah plastik tadi ditutup dengan menggunakan kertas koran yang telah disterilisasi sebelumnya.
Alasan digunakan kertas koran sebagai penutup wadah adalah sifat dari bakteri A.xylinum yang anaerob fakultatif atau hanya membutuhkan sedikit oksigen untuk bermetabolisme.
8. Kemudian dilakukan inkubasi pada suhu ruang yaitu sekitar 24-250C selama 12 hari. Kondisi ruang inkubasi tidak boleh lembab karena dikhawatirkan akan terjadi kontaminasi oleh jamur.
9. Setelah 12 hari, nata dipanen. Nata yang sudah jadi harus direndam dalam air matang selama 3 hari dan air diganti setiap hari. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan aroma dan rasa asam dari cuka glasial yang digunakan dalam pembuatan.
10. Nata yang sudah bebas dari aroma asam bisa langsung dipotong berukuran kecil. Kemudian nata tersebut direbus dalam air sirup gula yang ditambah essense untuk memperkuat aroma dan menambah warna.
Demikian ulasan dari saya mengenai pemanfaatan limbah tahu, untuk meningkatkan nilai ekonomis dan berkontribusi bagi pengrajin yang memanfaatkan limbah tahu.
Kalau orang lain bisa, kita pasti bisa. dan saat gagal, bukan karena kita tak bisa. Hanya saja kita diberi kesempatan untuk menyempurnakannya~
Sekian,
Fermi Mirza Alfarisi
@fermimirza
Sumber :
1. http://lebak-kauman.blogspot.com/2013/02/pemanfaatan-limbah-cair-tahu-sebagai.html
2. http://lordbroken.wordpress.com/2011/12/29/pemanfaatan-limbah-ampas-tahu-untuk-produk-pangan/
3. http://jogjacreative.files.wordpress.com/2008/08/ampas-tahu.jpg
4. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGjVj11wF7twdaLFTn5mXZ9IvZj0VA6OJBVJPqqBRgOJxJnWF97T4re8x3KBoH_-eLDgfpE9kCNwz0AzE3elOE176_mGkKRFbBjbx88gPUod0gsknObCbsqw9iOMqzi9PuALsu_GV7bfWu/s320/4f6d170992f78f1a1d62950bae6e8b5c.jpg
5. http://lordbroken.wordpress.com/2010/07/16/penanganan-limbah-cair-pada-proses-pembuatan-tahu-dan-pembuatan-nata-de-soya/
April 22, 2014
Tags :
Go Green
,
Limbah
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments