Senin, 29 September 2014

thumbnail

Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Berbagai Jenis TOGA

Selamat malam gaes, seperti yang telah saya beritahu sebelumnya kali ini saya akan mengulas tentang jenis-jenis tanaman yang ada pada TOGA. Berikut ini ulasan saya mengenai Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Berbagai Jenis TOGA yang dirangkum dan digabung dari berbagai sumber, silahkan dinikmati.

Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Berbagai Jenis TOGA

1. Kencur

Manfaat rimpang kencur sebagai bumbu penyedap juga sebagai obat tradisional. Tahap budidaya nya yaitu pemilihan bibit, ada 2 cara. Cara pertama langsung tanam yaitu rimpang segar setelah dipotong-potong sepanjang 4 Cm lansung ditanam dilahan atau media tanam tanpa disimpan dulu. Cara kedua ditunaskan dulu yaitu rimpang setelah dipotong-potong 4 Cm disimpan dalam gudang 1 sampai 2 minggu (sampai tunas bermunculan), ruang tempat penyimpanan harus kering, tidak panas dan tidak terlindung. Rimpang dihamparkan (tidak bertumpuk) di atas rak kayu atau bambu. Bibit yang baik mempunyai 2-3 buah mata tunas.

Panen pada umur 6-8 bulan, panen sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat. Biasanya bila setelah cukup panen ditandai dengan daun menguning dan akhirnya gugur. Panen dapat ditunda sampai musim berikutnya karena tidak akan ada efek buruk terhadap rimpang namun jika ditunda sampai musim berikutnya lagi kemungkinan rimpang akan membusuk dan kadar patinya menurun. 

2. Kunyit

Agar mendapatkan bibit yang baik harus dipenuhi persyaratan yaitu berasal dari tanaman induk berumur 12 bulan, sehat atau tidak cacat, rimpang dipotong-potong dan setiap potongan memiliki minimal 2 mata tunas. Tahap budidayanya yaitu buat lubang tanaman berukuran panjang 10 Cm, lebar 10 Cm, dengan kedalaman 10 Cm. Biarkan terbuka selama seminggu, lalu campur tanah galian dengan pupuk kandang (3 : 1). Masukkan media tanam dan tunggu seminggu lagi, baru kemudian bibit ditanam. Kemudian diberi pupuk organik agar hasil tanaman lebih baik karena untuk konsumsi pribadi, masukkan pupuk ke dalam tanah melingkari batang pokok di bawah tajuk tanaman.



sementara itu dulu ya, ngantuk zzzzzzzz


Sumber :

http://budidayatanamanobat.blogspot.com/

thumbnail

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah untuk TOGA

Selamat malam gaess, kali ini saya ingin mengulas tentang Pemanfaatan Lahan pekarangan rumah untuk tanaman toga. Banyak sekali manfaat dari tanaman toga dari segi kesehatan maupun pelengkap dapur keluarga anda. Prinsip budidaya TOGA cukup sederhana, yaitu menanam tanaman yang bermanfaat bagi keluarga anda di pekarangan rumah. Berikut ulasan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah untuk TOGA yang saya rangkum dari berbagai macam sumber, silahkan dinikmati.

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah untuk TOGA

Tahap pertama yaitu persiapan lahan, tanah dibersihkan dari gulma dengan cara dicangkul sedalam 25-35 cm atau 20-30 cm dengan ukuran 30 x 30 cm untuk menggembukan lapisan top soil dan mengembalikan kesuburan tanah, kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun dalam tanah menguap dan bibit penyakit atau hama mati terkena sinar matahari. Kemudian membentuk bedengan dengan jarak antar bedengan yaitu 50 cm, sedangka untuk panjang disesuaikan.

Tahap kedua yaitu penanaman bibit (disarankan bibit, bila masih benih lebih baik disemai terlebih dahulu agar dapat bertahan di alam), Pembuatan Lubang Tanam dibuat sesuai dengan tanaman yang akan di tanam dengan kedalaman 60 cm. Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi laju transpirasi tanaman yang berlebihan. Penanaman dalam bedengan disesuaikan dengan jarak tanam tanamnannya agar perakaran tanaman tersebut dapat dengan leluasa menyerap nutrisi dalam tanah sehingga pertumbuhannya optimal. Selain itu jarak tanam yang teratur akan memudahkan perawatan.

Tahap ketiga yaitu pemeliharaan, tanaman akan tumbuh dengan optimal bila kebutuhannya dipenuhi setiap harinya yaitu pengairan, pemupukan, penyiangan dan penyulaman. 

Tahap keempat yaitu pemanenan, secara teknis tanaman TOGA dapat dipanen bila sudah mengeluarkan buah nya ketika sudah berukuran optimal. 

Sekian ulasan saya mengenai Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah untuk TOGA, postingan saya selanjutnya akan mengulas mengenai jenis-jenis TOGA yang dapat kita budidaya, Have fun farming gaes !

Fermi Mirza
@fermimirza


Sumber :
http://ditajahidah27.blogspot.com/2013/10/budidaya-tanaman-toga.html

Minggu, 21 September 2014

thumbnail

Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Media Tanam Pengganti Tanah

Pengolahan Limbah Kertas menjadi media tanam pengganti tanah

Limbah kertas merupakan sisa produk yang bernilai ekonomi rendah, menumpuk di tempat sampah atau terbuang di jalanan sehingga hanya menjadi sampah yang mengganggu lingkunangan. Oleh karena itu limbah kertas berpotensial untuk dikembangkan agar dapat digunakan dalam kehidupan sehingga menjadi lebih bernilai ekonomis. Salah satu cara yang dapat kita lakukan, yaitu Pemanfaatan Limbah kertas sebagai media tanam pengganti tanah. Berikut tahapan dalam memproses Limbah kertas menjadi media tanam :

Pertama, Dalam kertas terdapat kandungan zat kimia. Pada kertas yang tidak ada gambar atau bertinta sama sekali, berarti limbahnya hanya mengandung senyawa Klor (Cl) yang biasa digunakan pada kertas sebagai pemutih. Sebaliknya apabila pada kertas terdapat gambar atau bertinta maka selain mengandung Klor (Cl) juga mengandung logam berat sisa residu tinta. Misalnya senyawa Perak Nitrat atau Merkuri. Cara pemisahan logam-logam berat dari senyawa Klor (Cl) yaitu dengan cara menghancurkan kertas tersebut dengan penghalus lalu halusan kertas yang telah menjadi bubur tersebut disaring untuk dipisahkan dengan tintanya, tentunya dalam penghalusan mengggunakan campuran air untuk membantu proses penghalusan dan pemisah tinta dengan kertas tesebut. 

Kedua, Setelah kertas cukup bersih maka kertas perlu untuk direbus atau dipanaskan, fungsi dari perebusan atau pemanasan tersebut adalah untuk sterilisasi kertas tersebut dari berbagai jenis mikroba yang mungkin akan mengganggu pertumbuhan bakteri tersebut. Setelah itu kertas ditiriskan. Sebaiknya tanaman yang menggunakan media tanam kertas hanya tanaman hias atau tanaman bukan konsumsi karena menghindari sisa zat-zat kimia yang terdapat pada limbah kertas.

Ketiga, siapkan media tanam yaitu pot (disarankan pot plastik agar awet dan murah) lalu letakkan limbah kertas ke pot. Letakkan 2-3 benih tanaman atau bibit tanaman di tengah media tanam. 

Keempat, berikan nutrisi secukupnya dengan MOL (karena media tanam kertas tidak tersedia nutrisi sehingga harus dibantu dengan nutrisi tambahan, untuk yang belum paham MOL dapat search di google dengan keyword MOL)

Kelima, Tunggu tanamannya tumbuh ya :D

Demikian ulasan saya mengenai Pemanfaatan Limbah Kertas menjadi media tanam pengganti tanah.

Terima Kasih
Fermi Mirza
@Fermimirza



Minggu, 08 Juni 2014

thumbnail

Laporan Praktikum ESDA



1.1         Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang beruntung karena dianugrahi kekayaan alam yang berlimpah, terutama minyak bumi, gas alam, beberapa jenis barang tambang, mineral, hutan tropis dengan berbagai jenis kayu dan hasil hutannya, kekayaan laut, dan sebagainya.
Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
Sumber daya alam terbagi menjadi dua yaitu yang dapat dipebaharui dan tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui perlu dilakukan upaya pelestarian agar keberadaannya tetap terjaga demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk bagi umat manusia. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana mengelola sumber daya tersebut agar mengasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri. Namun, kelangkaan sumber daya alam pada saat ini salah satunya merupakan ulah dari manusia yang tidak bertanggung jawab.
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometerkubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan serajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Melalui penyediaan air bersih dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut yang diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Penurunan penyakit perut ini didasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan penyakit perut. Agar seseorang menjadi tetap sehat sangat dipengaruhi oleh adanya kontak manusia tersebut dengan makanan dan minuman.
Pembangunan jaringan irigasi serayu (dahulu gambarsari dan kesanggrahan) dengan sistem pengambilan bebas dan pompa dilaksanakan pada tahun 1939 yang menyadap air dari sungai serayu untuk memberikan air irgasi seluas 20.000 ha di Kabupaten Banyumas dan Cilacap.
Masalah dan kendala yang timbul dengan sistem pengambilan bebas ini adalah tidak terjaminnya ketinggian muka air minimal yang dibutuhkan untuk pengoperasian pompa terutama pada musim kemarau dimana ketinggian muka air serayu menurun tajam.
Di samping itu, kemampuan pompa dirasakan semakin menurun. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya operasi pompa, sehingga pemberian air unutk irigasi tidak bisa memenuhi kebutuhan baik dari segi waktu maupun kuantitas. Hal ini menyebabkan areal pelayanan menjadi berkurang. Keadaan ini di perburuk dengan adanya genangan pada musim penghujan sebagai akibat kurang berfungsinya saluran-saluran drainase yang ada.
Demikian pula pemanfaatan air irigasi secara optimal melalui pembagian air yang merata belum sepenuhnya tercapai karena belum dilengkapinya jaringan irigasi ini dengan jaringan tersier. Selain daripada itu, sejalan dengan umur pompa biaya operasi dan pemeliharaan dari tahun ke tahun semakin besar.
Berdasarkan hal tersebut diatas dirasa perlu dan mendesak untuk menfgadakan penyempurnaan sistem pengambilan tersebut, dan bendung gerak merupakan alternatif terbaik ditinjau dari segi teknik dan ekonomi. Pembangunan gerak Serayu ini di ikuti pula dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dan drainase serta pembangunan jaringan tersier.

1.2         Tujuan

1.    Mengetahui pengoperasian Bendung Gerak Serayu
2.    Mengetahui karakteristik mata air Kalibacin
3.    Mengetahui kandungan nilai TDS/ kelayakan air minum yang dikonsumsi.
4.    Untuk mengetahui kandungan zat padat pada air
5.    Untuk mengetahui tanaman apa yang sesuai dengan kandungan zat padat yang di peroleh pada air sawah.

1.3         Manfaat

 Manfaat dari praktikum Ekonomi Sumberdaya Alamadalah:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan mengamati secara langsung keberadaan sumberdaya alam
2.      Mahasiswa dapat mengetahui air minum yang layak diminum




METODE PRAKTIKUM

2.1         Lokasi

Acara Praktikum kali ini dilaksanakan di 3 lokasi yaitu :
1.      Bendung Gerak Serayu, Desa Gambarsari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas
2.      Pemandian Tirto Banyu Husodo Kalibacin, Desa Tambak Negara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas
3.      Area Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Pendopo Fakultas Pertanian (pelaksanaan analisis air).

2.2         Waktu

Praktikum dilaksanakan selama 2 hari yaitu :
1.      Hari/Tanggal  : Rabu, 20 Juni 2012
2.      Hari/Tanggal  : Kamis, 21 Juni 2012

2.3         Metode Analisis

1.      Sumber Data
Data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder yang berupa arsip-arsip.
2.      Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari studi lapang yang dilakukan dengan cara menyimak pemaparan dari penyaji materi, peninjauan objek pengamatan, diskusi di lapangan, data sekunder dan pengambilan sampel objek pengamatan. Selain itu, data juga di dapatkan dengan cara menganalisis berbagai macam sampel air minummenggunakan TDS dan Elektrolisis.

HASIL PRAKTIKUM

3.1         Bendung Gerak Serayu

3.1.1        Latar Belakang

Bendung adalah bangunan yang melintas di sungai dengan tujuan untuk meningkatkan tinggi alokasi air. Sedangkan bendungan adalah bangunan yang di bangun di wilayah cekungan, ada sebagian wilayah yang ditenggelamkan dengan tujuan untuk menigkatkan alokasi air.
Pembangunan jaringan irigasi serayu (dahulu gambarsari dan kesanggrahan) dengan sistem pengambilan bebas dan pompa dilaksanakan pada tahun 1939 yang menyadap air dari sungai serayu untuk memberikan air irgasi seluas 20.000 ha di Kabupaten Banyumas dan Cilacap.
Masalah dan kendala yang timbul dengan sistem pengambilan bebas ini adalah tidak terjaminnya ketinggian muka air minimal yang dibutuhkan untuk pengoperasian pompa terutama pada musimkemarau dimana ketinggian muka air serayu menurun tajam.
Di samping itu, kemampuan pompa dirasakan semakin menurun. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya operasi pompa, sehingga pemberian air unutk irigasi tidak bisa memenuhi kebutuhan baik dari segi waktu maupun kuantitas. Hal ini menyebabkan areal pelayanan menjadi berkurang. Keadaan ini di perburuk dengan adanya genangan pada musim penghujan sebagai akibat kurang berfungsinya saluran-saluran drainase yang ada.
Demikian pula pemanfaatan air irigasi secara optimal melalui pembagian air yang merata belum sepenuhnya tercapai karena belum dilengkapinya jaringan irigasi ini dengan jaringan tersier. Selain daripada itu, sejalan dengan umur pompa biaya operasi dan pemeliharaan dari tahun ke tahun semakin besar.
Berdasarkan hal tersebut diatas dirasa perlu dan mendesak untuk menfgadakan penyempurnaan sistem pengambilan tersebut, dan bendung gerak merupakan alternatif terbaik ditinjau dari segi teknik dan ekonomi. Pembangunan gerak Serayu ini di ikuti pula dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dan drainase serta pembangunan jaringan tersier.

3.1.2        Sejarah

Bendung merupakan bangunan yang melintas disungai bertujuan untuk meninggikan elevasi air. Bendung Gerak Serayu terletak di sungai Serayu, di desa Gambar Sari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah ± 15 km di sebelah selatan kota Purwokerto. Bendungan ini dibangun pada tahun 1991 dan selesai pada tahun 1996. Bendung Gerak Serayu memiliki panjang 121,20 m (dpl) dan lebar 109,60 m (dpl). Bendungan ini mampu mengairi 20.795 Ha sawah yang meliputi wilayah : Kabupaten Banyumas 3.358 Ha, Kabupaten Cilacap 17.057 Ha, dan Kabupaten Kebumen 380 Ha.
Pada tahun 1991 sampai 2006, pengoperasian Bendung Gerak Serayu menggunakan sistem komputerisasi. Sedangkan tahun 2006 sampai sekarang menggunakan sistem manual atau elektrik (listrik secara keseluruhan) dikarenakan sistem komputerisasi rusak. Cara pengoperasian Bendung Gerak Serayu ada tiga cara :
1.      Pengoperasian pintu Bendung secara manual atau langsung
2.      Pengoperasian pintu Bendung secara automatic atau remote
3.      Pengoperasian pintu Bendung secara full automatic menggunakan computer
Bendung Gerak Serayu memiliki 8 pintu radial, 2 pintu flap/ pintu pelintas, 4 pintu pengambilan atau intake dengan tujuan untuk membuka dan menutup pintu jika seandainya air dibutuhkan. Pembukaan pintu diawali dari pintu nomer 5 – 4 – 6 – 3 – 7 – 2 – 8 – 1 dan terdapat kantong lumpur sepanjang 273 m serta pintu regulator/ pintu pengatur air dan 6 pintu flating/pintu penguras lumpur.
Pintu nomer 1 dan 2 merupakan pintu flafyang tujuannya untuk mengarahkan aliran air agar ke daerah inti kiri. Fungsi pengoperasian pintu Bendung Gerak Serayu yaitu untuk penanggulangan banjir yang melalui 4 tahapan. Pertama, elektronika. Kedua, elektronika mengeksekusi elektrik. Ketiga. elektrik mengeksekusi mekanik. Keempat, mekanik mengeksekusi hidrolic system/new matic. Setelah  keempat tahapan itu dilakukan, maka pintu akan bergerak naik dan turun. Setiap satu kali step bukaan pintu terbuka setinggi 10 cm, 20 cm, dan 30 cm.
Daerah kerja dari bendung ke hulu sampai jembatan kereta api sedangkan hilir sampai jembatan Cidaga. Pengelolaan sampai wilayah Sampang untuk mengairi wilayah sumpyuh, serayu kanan, serayu kiri dan wilayah Cilacap.
Operasional bendung selama 24 jam menggunakan sistem shift kerja dengan jumlah pegawai 64 orang di berbagai wilayah bagian operasi. Pengaturan bila terjadi banjir, posko elevasi banjir banyumas akan membantu dengan 5 personil sistem kerja secara shift. Selain melalui bendung gerak, pendistribusian air dapat digunakan pompa air Gambarsari untuk mengairi sawah 653 ha. Melalui 4 pompa dengan masing-masing pompa kapasitasnya 650 liter/detik. Sedangkan produktifitas air di pompa Kebasen baru mencapai 480 liter/detik maka diterapkan sistem pembagian atau pergiliran air (3 hari untuk hulu, dan 4 hari untuk hilir).
Set poin berfungsi untuk menentukan setingan air yang dibutuhkan di hulu Bendung dengan toleransi kelebihan dan kekurangan 5 cm untuk mengantisipasi kemungkinan pada saat tekanan dan aliran sungai naik, ini digunakan pada saat air bah meluap. Standar set poin yaitu 12 m 40 cm (dpl), apabila air melebihi atau kurang dari standar tersebut maka pintu akan terbuka dan menutup secara otomatis sampai air mencapai set poin yang dintentukan (12 m 40 cm) sehingga elevasi air tetap terjaga.
Kategori utama dari kontrol keamanan operasional antara lain:
1.      Kendali Pencegahan (Preventative Control). Untuk mencegah error dan intruder temasuki sistem. Misal, kontrol pencegahan untuk mencegah virus memasuki sistem adalah dengan menginstall antivirus.
2.      Kontrol Pendeteksian (Detective Control). Untuk mendeteksi error yang memasuki sistem. Misal, mencari virus yang berhasil memasuki sistem.
3.      Kontrol Perbaikan (Corrective/Recovery Control). Membantu mengembalikan data yang hilang melalui prosedur recovery data. Misal, memperbaiki data yang terkena virus.



3.1.3        Pemanfaatan

Bendung Gerak Serayu dimanfaatkan untuk :
Mengairi sawah di Kabupaten Banyumas 3.358 Ha, Kabupaten Cilacap 17.057 Ha, dan Kabupaten Kebumen 380 Ha dan pengendalian banjir. Selain itu, bendung ini juga dijadikan sebagai objek asset nasional, sehingga dapat digunakan sebagai bahan observasi/ penelitian ataupun pembelajaran lapang bagi para akademisi seperti hal nya praktikum yang dilaksanakan ini. Sementara di sisi lain jika dilihat dari sudut pandang masyarakat sekitar, bendung ini dijadikan sebagai daerah potensi wisata, oleh karena itu bnyak masyarakat sekitar yang mendirikan warung-warung yang menjajakan berbagai makanan atau pun minuman di sekitar lingkungan bendung tepatnya di bagian daerah Kecamatan Rawalo.

3.1.4        Pembiayaan

Biaya pembangunan Bendung Gerak Serayu berasal dari pinjaman luar negeri dan APBN sebagai pendamping, sejumlah Rp. 114.111.000.000,00 terdiri dari:
-         Study kelayakan dan detail desain
Loan ADB 725 INO                         sebesar             Rp. 4.676.000.000,00
-         Pembangunan Bendung
Loan ADB 1017-1018 INO             sebesar             Rp.40.882.000.000,00
APBN (pendamping)             sebesar             Rp. 7.686.000.000,00
-         Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi dan Drainase
Loan ADB 1017-1018 INO             sebesar             Rp.42.283.000.000,00
APBN (pendamping)             sebesar             Rp. 8.422.000.000,00
-         Supervisi Konstruksi
Loan ADB 1017-1018 INO             sebesar             Rp.10.162.000.000,00
Sedangkan untuk biaya listriknya sendiri Bendung Gerak Serayu mengeluarkan uang sebesar Rp. 43.000.000,00/bulan. Ini terbilang mahal karena pengopersian BGS menggunakan full listrik.
Diluar pengoperasian bendung gerak, operasi pompa isap dengan kapasitas 160 L/ detik untuk mengairi 163 ha lahan. Terdapat 4 pompa isap yang penggunaannya maksimal digunakan selama 6 jam secara bergiliran dan maksimal digunakan 3 pompa sementara 1 pompa dibiarkan sebagai upaya jaga-jaga. Pengoperasian pompa ini menghabiskan dana sebesar 40 juta rupiah/ pemakaian 2 pompa per bulannya.

3.2         Kalibacin

3.2.1        Sejarah Kalibacin

Pemandian Tirta Husada Kalibacin merupakan cagar budaya milik Pemda yang dibangun pada tahun 1892. Lokasi Pemandian Tirta Husada Kalibacin yaitu terletak pada 17 km dari pusat Kota Purwokerto. Tepatnya di desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo. Pintu masuk pemandian ini berseberangan dengan bendung gerak serayu. Tirta Husada berasal dari kata tirta dan husada, tirta artinya air dan husada artinya berobat.
Di pemandian ini terdapat sebuah kolam yang merupakan kolam penampungan air untuk dialirkan ke tiga kamar pemandian, dimana di dalam  kolam tersebut terdapat banyak lumut spora yang mempunyai banyak manfaat. Ada pula kolam keceh atau kolam kecil setinggi lutut orang dewasa yang disediakan oleh orang dewasa yang disediakan bagi anak kecil. Air dalam kolam akan mengalami perubahan warna dalam waktu sehari semalam yaitu hijau muda, hijau tua, biru, bening dan putih. Aroma belerang yang khas membuat obyek wisata ini disebut Kalibacin atau dalam bahasa Indonesia berarti sungai yang berbau tidak sedap. Padahal kenyataannya, airnya tak se "bacin" (bau tidak sedap) namanya.
Pemandian Tirta Husada Kalibacin dibuka pada tahun 1892 oleh R. Dipowioto dan beberapa kali mengalami perbaikan.
            Perbaikan I      tahun 1909 oleh R. Danoesoebroto
            Perbaikan II    tahun 1922 oleh R. Danoesoebroto
Perbaikan III   tahun 1924 oleh R. Danoesoebroto
Perbaikan IV   tahun 1928 oleh R.M. Tjokrodiprodjo
Menurut sejarah, Obyek wisata Husada Kalibacin ini sudah banyak dimanfaatkan orang sejak zaman Pasirluhur (Abad 15), tepatnya adalah ketika Pasirluhur dibagi lima yaitu satu bagian (4 Desa Pasir sekarang) adalah daerah Mancagangsal yaitu wilayah pemutihan yang mendapatkan tugas khusus untuk merawat pusaka dan makam kerabat keraton yang ada di Pasirluhur, dimana wilayah ini diberikan kepada putra Adipati Pasirluhur yang terakhir yaitu Pangeran Perlangon yang bernama Pangeran Langkap, dan empat desa perdikan yang diberikan kepada empat keponakan Adipati Pasirluhur (Pangeran Perlangon) yaitu Ki Bonjok, Ki Gede Sule, Ki Gumingsir dan Ki Ambilung.
Sebelum Bonjok berkuasa di wilayah itu (sebagai Desa Perdikan) tempat itu sudah dikenal banyak orang dengan nama Gua Teleng, namun belum dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Setelah Ki Bonjok berkuasa disitu dan Gua Teleng banyak dimanfaatkan banyak orang untuk mengobati berbagai macam penyakit kulit, maka Gua Teleng berganti nama dengan nama yang baru yaitu Tuk Semingkir karena berbagai macam penyakit setelah mandi di mata air ini segera sembuh. (Semingkir artinya pergi/hilang/sembuh).
Satu sampai dua orang sembuh karena mandi disana, tidaklah mampu membuat tempat itu dikenal banyak orang, namun setelah banyak orang sembuh karena mandi disana maka tempat itu lalu banyak dikenal orang bahkan banyak orang berkunjung untuk berobat disana. Orang sakit kulit, sakit tulang, sakit saraf, sakit mata dan berbagai macam penyakit dapat sembuh setelah mandi disana.
Di zaman Martanegara memerintah disana datanglah seorang mubaligh dari demak menyebarkan agama islam. Sang mubaligh tersebut bermukim di sekitar Tuk Semingkir untuk memudahkan mengambil air wudlu dan keperluan lainnya. Setelah sang mubaligh pergi, maka tempat itu di keramatkan orang sebagai petilasan wali sedangkan pakaian dan barang-barang lainnya berupa tulisan-tulisan di daun lontar, terbang, rebana, tombak, dan lain-lain yang di tinggal sang mubaligh di simpan di Balai Malang yang letaknya hanya sekitar 200m dari Tuk Semingkir.
Pada tahun 1830 dimana pemerintah Hindia Belanda menguasai Banyumas (Kabupaten Banyumas di bentuk oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 1 November 1830). Diam-diam para pejabat yang berkuasa waktu itu tertarik akan apa yang terjadi di Tuk Semingkir. Banyak orang dengan berbagai macam penyakitnya berkunjung ke situ. Setelah diadakan penelitian ternyata mata airnya tidak mengandung gas yang berbahaya bagi kehidupan manusia, justru mengandung mineral yang antara lain : belerang, kapur, garam, soda, minyak tanah, logam-logam seperti besi, tembaga, perak dan bahkan juga emas meskipun kadarnya hanya kecil. Maka, pada tahun 1982 dibangunlah pemandian itu, dan di buka untuk umum oleh Raden Dipowinoto (Wedono Banyumas). Bangunan tersebut menggunakan bahan dari kayu, bambu dan beratap dari welit, berdiri diatas tanah yang berstatus Guvernment Ground (G.G.) pada waktu itu juga diadakan pembangunan berupa perluasan belik mata air menjadi seeperti sebuah sendang, kemudian juga ditanami pohon beringin. Sejak saat itu Tuk Semingkir berganti nama menjadi Tamba Wringin Tirta Hoesada yang berarti air pengobatan.
Dengan telah dibukanya tempat itu untuk umum, maka dengan itu pula dan untuk yang pertama kalinya, yaitu pada tahun 1892 di Kabupaten Banyumas telah berdiri satu objek wisata pengobatan tertua dengan nama Tamba Wringin Tirta Hoesada.
Pada tahun 1909 berkenaan dengan hari kelahiran (Hari Ulang Tahun) Putri Yuliana, Putra Neilendra Praja Netherland, tempat itu dibangun permanen dengan biaya dari negara, adapun sebagai pemimpin pembangunan tersebut adalah Raden Danusubroto (Wedana Banyumas) secara bertahap. Setelah kamar mandi yang paling timur selesai dibangun, yang pertama kali siram (mandi) disitu adalah Kanjeng Sunan Pakubuwono X.
Pendirian  Pemandian Kalibacin diabadikan dalam sebuah prasasti yang dibuat tahun 1892 oleh R. Dipowinoto. Prasasti ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa, berbentuk tembang dangdanggula, terdiri dari 45 baris yang terbagi menjadi 2 bidang, masing-masing berisi 23 baris dan 22 baris.

3.2.2         Pemanfaatan

1.      Objek wisata (pemandian, museum pertanian, dan penginapan);
2.      Pengobatan khususnya berhubungan dengan kesehatan kulit, syaraf dan tulang;
3.      Situs cagar budaya.
Selain sebagai objek wisata, di komplek lingkungan Kali Bacin juga terdapat jenis flora yang tergolong langka yaitu Pulai
Nama Umum                : Pulai Wulung
Nama Ilmiah                 : Alstonia scholaris [L] R. Br.
Familia             : Apoeynaccae
Tumbuhan Pulai tersebar di seluruh Nusantara. Di jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, di temukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 – 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3 – 7,5 cm, warna hijau.
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20-25 cm menggantung. Biji kecil, panjang 1,5  - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau stek batang dan cabang.
Jenis penyakit yang dapat diobati  diantaranya demam, malaria, batuk berdahak, diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung, sakit perut, anemia, kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid,dan sebagainya. Bagian yang digunakan adalah kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara di jemur atau pemanasan.
Contoh pemakaian pada sakit demam :
a.       Kulit batang pulai sebanyak 3 g dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk merata. Minum sekaligus.
b.      Kulit batang bagian dalam diremas-remas dengan daun sembung atau dan kelici dan tambahkan  air. Peras dan saring, kemudian di minum.
Pemanfaatan kayu Pulai ini juga bisa digunakan untuk pembuatan Kapal dan bangunan rumah karena kayunya yang kuat dan tahan lama. Misalnya pada bangunan Museum Pertanian. Disana semuanya menggunakan kayu termasuk pohon pulai ini. Namun, karena sudah langka dan satu-satunya, maka untuk sekarang pohon pulai ini dipelihara kelestariannya.

3.3         Analisis Air

Prosedur kerja analisis TDS (Total Dissolved Solid), artinya menganalisis kandungan zat padat terlarut total:
1)      Air yang akan dianalisis disiapkan dalam gelas/wadah
2)      Alat analisis TDS dimasukan kedalam air yang akan dianalisis setengah bagian tes
3)      Tombol ditekan untuk mengaktifkan mode analisis
4)      Setelah muncul angka pada layar display, angka pada display dilihat yang menunjukan tingkat TDS
5)      Hasil dicatat.
Prosedur kerja analisis air dengan metode elektrolisis untuk melihat zat padat terlarut:
1)      Air yang akan dianalisis disiapkan dalam gelas/ wadah
2)      Alat lektrolisis disiapkan/ dihubungkan dengan sumber energi listrik
3)      Bagian logam (tembaga) dari alat elektrolisis dimasukan ke dalam air
4)      Alat elektrolisis dinyalakan
5)      Air diamati selama 3 menit proses elektrolisis
6)      Setelah 3 menit alat elektrolisis dimatikan dan dikeluarkan dari air yang dianalisis
7)      Ditunggu hingga zat-zat hasil elektrolisis mengendap
8)      Setelah mengendap, air diamati warna endapannya dan dicium baunya
9)      Hasil pengamatan dicatat.
Kelompok  membawa 6 jenis air, yaitu air mineral AQUA, Montoya, Tirta, Indomaret, air Kali Bacin, dan air sawah. Setelah diuji dengan menggunakan alat TDS, dan elektrolisis hasilnya air mengalami perubahan warna dan bau.
1.      Air Mineral “Ades”
a.       TDS                 : 33 mg/liter
b.      Bau                  : Tidak Berbau
c.       Kekeruhan       : Tidak keruh
d.      Warna              : Endapan jingga.
a.       Interpretasi       : dari hasil pengujian nilai TDS air Mineral Adesmenunjukkan angka 33 yang berarti air dikategorikan istimewa dan layak di minum serta nilai ini merupkan nilai terendah nomor 1 dari air lainnya. Hasil elektrolisis air berubah menjadi terdapat endapan berwarna coklat dan tidak berbau. Bahan pencemar yang terkandung adalah besi teroksida . Pengaruhnya terhadap kesehatan adalah gangguan pada air seni dan ketidakseimbangan metabolisme. Sedangkan pengaruhnya terhadap pertanian adalah penyusunan enzim pembentukan klorofil dan oksidasi reduksi pada pernafasan.




2.      Air Mineral Aqua
a.       TDS                 : 209 mg/liter
b.      Bau                  : tidak berbau
c.       Kekeruhan       : Keruh
d.      Warna              : Endapan berwarna hijau
e.       Interpretasi       : dari hasil pengujian nilai TDS air mineral Aqua menunjukkan angka 209 yang berarti air dikategorikan istimewa dan layak di minum. Hasil elektrolisis air tidak berubah akan tetapi terdapat endapan berwarna hijau, namun tidak berbau yang berarti air tersebut mengandung bahan pencemar yaitu kuprum teroksida, klorin. Pengaruhnya terhadap  kesehatan adalah gangguan pada system syaraf pusat,bahan karsinogen,penyakit ganjil. Sedangkan pengaruhnya terhadap pertanian adalah pembentukan khlorofil,penyusunan enzim.









3.      Air Kali Bacin
a.       TDS                 : 285 mg/liter
b.      Bau                  : Tidak berbau
c.       Kekeruhan       : Tidak keruh
d.      Warna              : Endapan Hijau
f.        Interpretasi       : dari hasil pengujian nilai TDS air Kali Bacin menunjukkan angka 285 yang berarti istimewa dan layak di minum namun nilai ini merupakan nilai tertinggi dari air lainnya yang artinya tidak baik bagi kesehatan jika nilai TDSnya tinggi. Hasil elektrolisis air tidak berubah namun terdapat endapan berwarna menjadi hijau, tidak berbau yang berartiair tersebut mengandung bahan pencemar yaitu kuprum teroksida, klorin. Pengaruhnya terhadap  kesehatan adalah gangguan pada system syaraf pusat,bahan karsinogen,penyakit ganjil. Sedangkan pengaruhnya terhadap pertanian adalah pembentukan khlorofil,penyusunan enzim.


4.        Air Sawah
a.       TDS                 : 164 mg/liter
b.      Bau                  : amis
c.       Kekeruhan       : keruh
d.      Warna              : hijau
e.       Interpretasi       : Nilai TDS air sawah menunjukkan angka 164 yang berarti istimewa dan layak di minum. Hasil elektrolisis air berubah warna menjadi hijau. Hal ini menunjukkan bahwa bahan pencemar yang terkandung di dalamnya adalah Kuprum tseoksida Klorin. Pengaruhnya terhadap kesehatan adalah penyakit ginjal, gangguan pada sistem syaraf pusat, dan merusak sel darah merah. Sedangkan pengaruhnya terhadap pertanian adalah penyusunan enzim dan pembentukan klorofil. Pada air sawah ini cocok ditanami jenis tanaman semua jenis ubi, padi, jagung, ketela pohon, kedelai dan kacang tanah.


5.      Air Mineral “Tirta”
a.       TDS                 : 81 mg/liter
b.      Bau                  : tidak berbau
c.       Kekeruhan       : keruh
d.      Warna              : hijau, ada endapan cokelat
e.       Interpretasi       : nilai TDS air mineral “Tirta” menunjukkan angka 81 yang berarti istimewa dan layak di minum. Hasil elektrolisis air berubah warna menjadi hijau dan ada endapan cokelat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kandungan zat padat besi dalam air tersebut. Bahan pencemar yang terkandung di dalamnya adalah Kuprum tseoksida Klorin. Pengaruhnya terhadap kesehatan adalah penyakit ginjal, gangguan pada sistem syaraf pusat, dan merusak sel darah merah. Sedangkan pengaruhnya terhadap pertanian adalah penyusunan enzim dan pembentukan klorofil.






Untuk mengetahui standart air yang baik dan layak minum adalah dengan cara melakukan tes ke laboratorium dan menggunakan standard PERMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002. Pada praktikum kali ini, alat uji yang digunakan untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam air dan kelayakan adalah TDS dan Elektrolisis.
1.      TDS (Total Dissolved Solids)
Setiap air minum selalu mengandung partikel yang terlarut yang tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam misal : Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll) maupun partikel non padatan seperti mikro organisma dll. Salah satu cara untuk mengukurnya adalah menggunakan alat yang disebut sebagai TDS meter. TDS merupakan singkatan dari Total Dissolved Solid atau dalam bahasa Indonesia adalah Total Padatan Terlarut. Alat ini bisa mengukur berapa jumlah padatan yang terlarut didalamnya dalam satuan ppm (mg/L) yang ditunjukkan berupa angka digital di displaynya. biasanya diukur dengan satuan ppm (parts per million).
Menurut World Health Organization (WHO) air layak minum tidak lebih dari 50 ppm. Sedangkan Standard dari Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa air layak minum diperbolehkan mangandung TDS sebesar maksimum 1000 ppm, dan Standard Nasional Indonesia (SNI) menyatakan bahwa air botolan diperbolehkan mengandung TDS sebesar maksimum 500 ppm.
2.      Elektolisis Air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Air sendiri bukanlah penghantar listrik yang baik, akan tetapi air akan menjadi penghantar listrik yang jauh lebih baik jika didalam air tersebut mengandung unsur mineral seperti magnesium dan kalsium sehingga jika dicelupkan electric precipitator maka arus listrik dapat mengalir dalam air tersebut dan terjadilah peristiwa elektrolisasi yang efeknya akan menimbulkan kekeruhan pada air, sehingga tampak seperti kotoran.
Dengan menggunakan alat elektrolisis, maka hasil yang diperoleh antara air yang biasa kita minum dengan air hasil elektrolisis adalah sebagai berikut :
1)      Air yang biasa kita minum, setelah melalui proses elektrolisis menjadi sangat keruh. Ternyata masih banyak sekali kotoran yang terdapat didalamnya yang tidak dapat kita lihat secara kasat mata. Endapan tersebut seperti tumpukan kotoran di bak mandi anda jika air sudah di diamkan selama beberapa hari. Sangat kotor. Dengan menggunakan alat tes kekeruhan, hasilnya adalah berkisar antara 50-250. Yang artinya adalah air tersebut walaupun sudah dimasak, disaring melalui filter, sinar ultraviolet (air PDAM, air minum dalam kemasan, air isi ulang), ternyata masih ada kotoran didalamnya.
2)      Air Reverse Osmosis, setelah mengalami proses elektrolisis menghasilkan Air Murni (bersih) tanpa kotoran dan kuman, serta dapat langsung diminum. Dengan menggunakan alat tes kekeruhan air, hasilnya adalah 0.00. Yang artinya adalah air tersebut sangat murni, tidak ada endapan kotoran dan limbah berbahaya didalamnya.
Warna endapan dalam air setelah diuji dengan elaktrolisis
Warna Endapan
Bahan Pencemar
Pengaruh Terhadap Kesehatan
Hijau
Kuprum teroksida
Klorin
Penyebab Penyakit Ginjal
Mengganggu Sistem Saraf Pusat
Bahan Karsinogenik
Hitam
kalsium
Magnesium Teroksida
Penyebab Penyakit batu Ginjal
Putih
Alumunium
Arsen
Asbestos
Penyebab Penyakit hati
Mengganggu Sistem syaraf pusat
Penyebab Kanker
Biru
Alumunium
Sulfur
Phospat
Pestisida
Penyebab Penyakit hati
Penyebab Penyakit Ginjal dan kencing batu
Mengganggu Sistem syaraf
Jingga
Besi oksida
Gangguan air seni
Gangguan keseimbangan metabolisma

Menurut Riset NSF (National Science Foundation, Yayasan Ilmu Pengetahuan Amerika Serikat), 80% penyakit yang diderita manusia disebabkan oleh konsumsi air yang tercemar.
Fakta Tentang Air :
1)      Air Keran
Mengandung klorin untuk membunuh bakteri-bakteri namun bagaimana dengan bahan pencemar berbahaya lainnya seperti sedimen, endapan lumpur, karat, pestisida dan logam berat? Pencemaran ulang air juga dapat terjadi selama air dalam keran. Meskipun Anda mendapatkan air bersih, namun Anda tidak mendapatkan air yang serupa dengan yang dibutuhkan tubuh! Lebih buruknya lagi, trilomethanes (penyebab kanker) tercipta saat air ber-klorin direbus, mempercepat reaksinya dengan merusak materi organik yang terdapat pada air keran yang tidak tersaring. Seseorang yang menggunakan air ber-klorin untuk mandi dan minum, memiliki resiko 93% lebih besar menderita kanker dalam hidupnya.
2)      Air Tanah Murni
Air ini lebih buruk dari air keran. Anda bahkan tidak dapat mengetahui asal ataupun kandungan air ini. Ini berarti akan lebih penting untuk memberikan perlakuan dan sistem penyaringan yang lebih baik.


3)      Reverse Osmosis (R.O)
Sekelompok ilmuwan Amerika Serikat (USA) dari NASA mengeluarkan 40 juta dolar US selama 30 tahun untuk meneliti teknologi ini. Untuk membawa 1 kg air ke luar angkasa dibutuhkan 700 pon tenaga atau mengeluarkan biaya sebanyak 10.000 dolar US.
R.O (Reverse Osmosis) adalah suatu metode pemurnian air melalui membran semi permeable di mana suatu tekanan tinggi (50-60 PSI) diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga akan memaksa air melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air yang tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori R.O akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang murni.
Perbandingan berbagai metode pemurnian air, kelebihan dan kekurangannya :
1)      Air Murni Reverse Osmosis
a.       Air murni dengan kandungan oxygen yang tinggi dapat menguatkan sel-sel dan organ tubuh, meningkatkan daya tahan dan daya penyembuhan tubuh.
b.      Bebas dari segala jenis logam berat, kotoran dari minuman. Mengandung zat mineral tanpa ion.
c.       Dapat diminum langsung, nikmat rasanya, air minum ideal untuk olahragawan.
2)      Air Penukaran Ion 
a.       Biaya operasi yang tinggi dan memerlukan penyelenggaraan yang professional.
b.      Hanya membuang logam berat tetapi masih mengandung banyak natrium yang dapat mengakibatkan hipertensi, pengapuran pembuluh darah dan masalah jantung.
c.       Bahan-bahan organik, bakteri dan virus tidak dapat disaring.
3)      Air Penyulingan
a.       Biaya tinggi, penggunaan secara terus-menerus akan memboroskan listrik dan harus selalu membersihkan endapan yang timbul secara teratur.
b.      Hasilnya dianggap sebagai air mati, karena kekurangan oxygen dan berbau.
c.       Gagal untuk membuang bahan organik seperti triklorometana.
4)      Air dari Penyaring Karbon Teraktif
a.       Mutu berbeda dan terdapat perbedaan yang besar dalam hasil.
b.      Tidak dapat membuang virus, logam berat, asbestos, nitrat dan bahan-bahan lain.
c.       Mudah menjadi tempat pembiakan kuman dan bakteri.
5)      Pengendapan
a.       Kualitas tidak stabil, perbedaan yang besar dalam hasil.
b.      Tidak dapat membuang bakteri, logam berat, asbestos, nitrat, garam dan sebagainya.
6)      Air Mendidih
a.       Berfungsi untuk membunuh bakteri, tapi sisanya tetap tertinggal dalam air.
b.      Mempercepat reaksi antara bahan organik untuk bergabung dengan klorin yang membentuk triklorometana.
c.       Pada saat mendidih terjadi penguapan air. Hal ini menyebabkan bertambahnya kepekaan bahan pencemaran air dan sisa kalsium.
7)      Sterilisasi Ozon
a.       Hanya dapat membunuh bakteri, hasilnya lebih buruk daripada metode pendidihan.
b.      Biaya tinggi, harus menukar tabung lampu setiap 3-6 bulan sekali.
c.       Tidak dapat menyaring keluar bahan pencemar.
8)      Air dari Hasil Cahaya Ultra Violet
a.       Dapat membunuh bakteri, tetapi kurang efektif dibandingkan dengan air mendidih.
b.      Biaya tinggi, harus menukar tabung lampu setiap 3-6 bulan sekali.
c.       Selain membunuh bakteri, ia tidak dapat membunuh kotoran lain.
9)      Air Mineral
a.       45% dari air mineral di pasaran mengandung bahan fosforus.
b.       Mutu berubah dan kebersihan tidak terjamin.
c.       Mahal.



 

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1         Kesimpulan

1.      Bendung Gerak Serayu dimanfaatkan untuk mengairi sawah di Kabupaten Banyumas 3.358 Ha, Kabupaten Cilacap 17.057 Ha, dan Kabupaten Kebumen 380 Ha. Sedangkan Pengoperasian bendung gerak serayu ada 3 macam yaitu :
a.       Pengoperasian pintu Bendung secara manual atau langsung
b.      Pengoperasian pintu Bendung secara automatic atau remote
c.       Pengoperasian pintu Bendung secara full automatic menggunakan komputer
2.      Kali Bacin merupakan mata air yang  tidak mengandung gas yang berbahaya bagi kehidupan manusia, justru mengandung mineral yang antara lain : belerang, kapur, garam, soda dan sebagainya. Kandungan tersebut  bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
3.      Hasil analisis air dengan menggunakan TDS dengan masing-masing nilai yaitu Air Ades 33 mg/ liter, Aqua 209 mg/liter, Kalibacin 285 mg/liter, Air sawah 164 mg/liter, dan Tirta 81 mg/liter.
4.      Dari air-air yang dianalisis, rata-rata berpeluang mengandung Kuprum teroksida, Klorin, Raksa Plumbun, Logam berat dan Besi teroksida. Air mineral yang baik di konsumsi adalah air mineral “Ades” karena mempunyai nilai TDS yang paling kecil dan tidak mengeluarkan bau.
5.       Pada air sawah cocok ditanami jenis tanaman semua jenis ubi, padi, jagung, ketela pohon, kedelai dan kacang tanah.

4.2         Saran

Alangkah baiknya jika bendung Gerak Serayu dapat menerapkan sarana pembangkit listrik tenaga air, agar sekurang-kurangnya akan membantu kebutuhan terhadap energi listrik yang sampai saat ini masih terus membeli. Selain itu, kawasan Bendung Gerak Serayu dapat dijadikan sebagai kawasan wisata dan pendidikan.
Objek wisata Kali Bacin seharusnya dikelola lebih baik lagi dan ditata dengan baik dan menarik bagi wisatawan, selain itu diperlukan juga publikasi sebagai bentuk promosi aktif adanya objek wisata Kali Bacin.






DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air. diakses tanggal 5 Juli 2012.
Anonim. 2010. Mazhab Air. http://www.abiocos.com/artikel/Mazhab-Air-Minum/. diakses tanggal 23 Juni 2012.
Anonim. 2010. Alat Uji TDS. http://air-meciho.blogspot.com/2009/12/alat-uji-tds.html diakses tanggal 5 Juli 2012.
Anonim. 2009. Uji Elektrolisis Air. http://air-meciho.blogspot.com/2009/12/uji-elektrolisis.html. diakses tanggal 5 Juli 2012.
Anny, Widayani. 2005. Pengolahan Sumber Daya Alam di Indonesia. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Hermawan. 2005. Ilmu Ekonomi Perusahaan Pertanian. Jaya Pos Abadi : Blitung - Indonesia.
Sutrisno, Totok. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Willyam,  S. 2006. Ekonomi Sumber Daya. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.









LAMPIRAN